Angka Kemiskinan Di Provinsi Banten
12 / 10 / 2021 Kategori: Pemerintah DaerahJakarta, BK – Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan September 2020, angka kemiskinan di Provinsi Banten sebesar 6,63 persen. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 0,71 poin dibanding periode sebelumnya (Maret 2020) yang sebesar 5,92 persen.
Ini menandakan bahwa jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 81,65 ribu orang dari 775,99 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 857,64 ribu orang pada September 2020.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan yang pada Maret 2020 sebesar 5,03 persen naik menjadi 5,85 persen pada September 2020. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2020 sebesar 8,18 persen naik menjadi 8,57 persen pada September 2020.
Selama periode Maret 2020-September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 67,31 ribu orang (dari 472,84 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 540,15 ribu orang pada September 2020), demikian pula di daerah perdesaan naik sebanyak 14,35 ribu orang (dari 303,14 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 317,49 ribu orang pada September 2020).
Sebagai gambaran, berikut ini data Jumlah Penduduk Miskin tahun 2020 di Provinsi Banten menurut Kabupaten/Kota:
- Kab Pandeglang 120,44 ribu jiwa
- Kab Lebak 120,83 ribu jiwa
- Kab Tangerang 242,02 ribu jiwa
- Kab Serang 74,80 ribu jiwa
- Kota Tangerang 118,22 ribu jiwa
- Kota Cilegon 16,31 ribu jiwa
- Kota Serang 42,24 ribu jiwa
- Kota Tangerang Selatan 40,99 ribu jiwa
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Pada September 2020, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan tercatat sebesar 71,89 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 71,78 persen.
Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan September 2020 di perkotaan dan di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, susu bubuk, serta kopi bubuk & kopi instan (sachet).
Sementara komoditi non makanan penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan dan perdesaan adalah sama yaitu biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi. (Tim)