Minuman-kopi-dan-jahe-Desa-Wisata-Tamansari, Kab Banyuwangi

Menparekraf Apresiasi Desa Wisata Tamansari Banyuwangi Kedepankan Pelestarian Budaya dan Lingkungan

29 / 09 / 2021 Kategori:

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi pengembangan potensi wisata dan ekonomi kreatif Desa Wisata Tamansari di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Mengedepankan keberlangsungan lingkungan dan kearifan lokal sebagai daya tarik wisatawan, Desa Wisata Tamansari masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Desa Tamansari yang berjarak sekitar 24 kilometer dari Kota Banyuwangi ini berlokasi di dalam Taman Wisata Alam Kawah Ijen sehingga sarat dengan keindahan alam dan nuansa pegunungan. Di antaranya ada daya tarik alam Kawah Ijen, pemandian Sendang Seruni yang memiliki mata air asal pegunungan, Wisata Hutan Pinus, Kampung Panambang, dan Taman Gandrung Terakota. Desa ini juga dikenal memiliki berbagai hasil bumi, seperti karet, cengkeh, kopi, dan coklat.

Dalam visitasinya ke Desa Tamansari, Sabtu (18/9/2021), Sandiaga mengatakan Desa Tamansari menawarkan pengalaman yang sangat berkesan bagi wisatawan dengan mengedepankan kearifan lokal dan keberlangsungan lingkungan.

“Tadi kita merasakan sendiri menukarkan sampah dengan kopi dan minuman jahe di warung lalu kita sudah mencoba sendiri kegiatan-kegiatan berbasis budaya, jadi saya ucapkan terima kasih bagi seluruh pemangku kepentingan di Desa Wisata Tamansari dan desa-desa wisata lainnya di Banyuwangi,” kata Sandiaga.

Sandiaga juga mendorong agar desa-desa wisata lain yang ada di Banyuwangi untuk mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di daerahnya. Diketahui, ada 99 desa wisata di Banyuwangi yang salah satu diantaranya adalah Desa Wisata Osing Kemiren yang sudah dikenal sebagai desa wisata bertaraf internasional.

“Kita harapkan masyarakat desa di Banyuwangi semakin semangat untuk menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” katanya. Sandiaga mengungkapkan pemulihan ekonomi nasional dimulai dari pengembangan desa wisata dengan mengedepankan tradisi dan budaya. “Pariwisata ini hanya penunjang, yang akan menjadi pilar dan menopang kehidupan di sini adalah budayanya. Jadi orang-orang datang ke sini untuk merasakan (budaya), to experience, to see, and to buy,” ungkap Sandiaga.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan pihaknya berkomitmen membangkitkan kembali sektor pariwisata Banyuwangi yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan memberi perhatian khusus bagi desa-desa yang ada di daerahnya.

“Kami akan memberikan perhatian kepada desa-desa sesuai dengan instruksi Presiden. Jadi bagaimana desa-desa ini bisa menjadi garda terdepan pembangunan di kabupaten dan di Indonesia,” ucap Ipuk.

Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga merasakan langsung betapa teguhnya masyarakat Desa Wisata Tamansari dalam melestarikan budaya dan tradisi yang dimilikinya. Sandiaga ikut menari bersama para penari yang menyambutnya saat berkunjung ke desa yang menjadi salah satu dari 50 finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. “Tadi saya ikut menari juga membawa belerang. Walaupun itu bukan belerang asli,” ucap Sandiaga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua; Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono; dan Kepala Desa Tamansari, Rizal Sahputra. (Sumber: Siaran Pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)