
Bank Jabar Banten Dikelola Tidak Efisien, Biaya Promosi Sangat Tinggi Sebesar Rp. 427 Miliar, Gubernur Perlu Mengganti Direksi
25 / 09 / 2019 Kategori: KorporasiJakarta, BK – Dengan mengelola aset Rp. 120,19 triliun, per 31 Desember 2018 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank Jabar Banten) membukukan laba sebesar Rp. 1,55 triliun. Dengan laba sebesar itu maka rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset (ROA) hanya 1,17%.
Jika dibandingkan dengan bank milik pemerintah lainnya misalnya dengan Bank Mandiri per 31 Desember 2018 memiliki rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset (ROA) 2,32%.
Bahkan jika dibandingkan dengan sesama bank pembangunan daerah misalnya dengan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) mempunyai rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset (ROA) 3,12 %.
Ketidak efisienan pengelolaan Bank Jabar Banten ini salah satu disebabkan banyaknya pemborosan. Pemborosan yang nyata terlihat dari besarnya biaya promosi. Biaya promosi yang dikeluarkan selama tahun 2018 sangat fantastis yaitu sebesar Rp. 427.815.000.000. Patut diduga terdapat hal-hal yang mencurigakan dalam biaya promosi ini dan perlu dilakukan pendalaman oleh instansi pemeriksa yang berwenang. Tidak tertutup kemungkinan terdapat tindak pidana yang merugikan negara di dalamnya.
Sebagai pembanding pada tahun yang sama (2018) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) hanya mengeluarkan biaya promosi sebesar Rp. 31,49 miliar.
Perbedaan biaya pengeluaran dari satu jenis kegiatan saja sudah sangat signifikan membebani keuangan Bank Jabar Banten sehingga tidak efisien. Apalagi kalau dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, mungkin akan banyak ditemukan kejanggalan dalam pertanggungjawaban biaya-biaya pengeluaran.
Menurut praktisi Pemantau Pendapatan dan Kerugian Negara (PPKN), Pemerintah Provinsi Jawa Barat (dalam hal ini Gubernur) selaku pemilik 38,18% saham Bank Jabar Banten dan para pemegang saham lainnya yaitu pemerintah kab/kota se Jawa Barat sudah saatnya mengadakan RUPS dengan agenda penggantian direksi.
Dengan direksi yang baru yang lebih profesional dalam menjalankan tugasnya, maka diharapkan bank dapat berkinerja lebih baik dan efisien. Paling tidak rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset (ROA)nya bisa mencapai 2,66%, jelasnya. (Tim)